Sabtu, 05 Juli 2008

Tekad yang Membaja

Oleh: Abu 'Ubaidah Al-Hasan, Lc

Suatu ketika, Imam Ibnul Jauzi rahimahullah pernah memberi nasehat kepada putra beliau "Wahai anakku, ketahuilah bahwasanya setiap anak Adam telah diberikan oleh Allah SEMANGAT dan CITA-CITA. Namun, semangat tersebut terkadang keropos dan melemah… Wahai putraku, apapun CITA-CITA tinggi yang engkau impikan, tidak akan tercapai kecuali dengan KETAATAN kepada Allah. Dan semua kebaikan akan terhijab dari hidupmu oleh benang KEMAKSIATAN".




Begitulah seorang ayah yang bijak mendidik putranya. Demi membangkitkan sebuah TEKAD. Agar ia menjelma menjadi AMAL. Tidak hanya itu. Ibnul Jauzi menginginkan jauh ke depan. Mewariskan kepada kita sebuah 'ASA' yang selalu menggebu. Bagaimana membingkai semua TEKAD dan CITA-CITA dengan RUH. Ketaatan yang bulat. Melepaskan diri dari semua belenggu kemaksiatan. Karena dosalah yang ternyata telah menyebabkan pintu hati kita tertutup selama ini.. Tertutup dari kebaikan. Tertutup dari hidayah. Tertutup dari pintu rezki. Tertutup dari tercapainya impian. Tertutup dari cinta orang-orang yang mencintai Allah. Wal'iyadzubillah

Hanya orang-orang yang memiliki TEKAD Membaja-lah yang akan mampu mengusung risalah perjuangan Islam ini. Mereka adalah generasi impian kejayaan Islam. Tidak kenal kamus menyerah. Ia hanya bersahabat dengan kata beramal dan berbuat. Keberadaannya dinanti oleh Negeri Pertiwi. Kepulangannya akan menghilangkan semua dahaga yang melanda. Problematika, krisis, dan dekadensi nilai mampu ia sulap menjadi SOLUSI dan Kebangkitan.

Kehadiran mereka jauh-jauh ke Mesir ini bukan untuk disia-siakan. Karena mereka sadar. Kami datang untuk kembali. Mengabdi di kampung halaman. Membimbing umat ke arah cahaya. Membangun bangsa kepada tegaknya nilai-nilai keadilan. Berilmu dan bermartabat. Berwibawa dan bijaksana. Santun dan profesional.

Kehadiran mereka laiknya seperti air. Di mana air, tidak hanya menggenangkan dirinya di dalam telaga yang dalam di puncak sebuah gunung. Tetapi ia turun ke kaki bukit. Menyuburkan tanaman dan sawah ladang manusia. Memberikan ketahanan hidup. Alirannya dinikmati oleh tumbuhan dan hewan terendah sekalipun. Tanpa membedakan; Apakah yang meminumnya BERIMAN atau TIDAK. Karena 'Air' sadar. Saya diciptakan hanya untuk pengabdian. Memberikan terbaik kepada ciptaan Yang Maha Segalanya. Atau Ibarat mercusuar yang menerangi arah kapal berlabuh ke tepian pantai. Lampunya berkilau terang. Memberi pertanda demi keselamatan awak dan penumpang kapal, dari sandungan batu karang yang sangat tajam.

Begitu pulalah kita 'seharusnya'. Mau tidak mau 'Kita adalah orang yang sedang mendalami ilmu agama'. Pertanggungjawaban akan diminta. Di hadapan Yang Maha Kuasa. Lalai di negeri ini, akan melupakan jalan untuk kembali ke Tanah Kelahiran. Menyia-nyiakan waktu dan kesempatan di sini, akan membuat kita berkarat ditelan zaman, dimakan waktu. Orang-orang telah jauh lari ke depan membawa seribu prestasi, kita masih terlena dengan mimpi di pagi hari. Tanamkanlah sebuah 'ASA' di sanubari ini. Ibu, ayah, ananda akan kembali dengan sejuta PRESTASI. Ya Allah, bimbinglah kami. Agar amanah dalam menjalani hidup ini.

0 komentar: